Untuk mempercepat inklusi keuangan nasional, pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan menghadirkan layanan keuangan tanpa kantor. Layanan itu diperuntukkan kepada perbankan dan layanan keuangan lain melalui kerjasama dan didukung oleh sarana teknologi informasi.
Program laku pandai diciptakan khusus untuk menjangkau masyarakat yang belum tersentuh oleh layanan keuangan akibat beberapa persoalan. Seperti lokasi kantor cabang sulit dijangkau, masalah literasi keuangan, dan administrasi yang memakan waktu lama sekaligus biaya.
Inovasi digital disertai penetrasi penggunaan internet menjadi peluang tinggi tercapainya tujuan keuangan inklusif. Untuk merealisasikan tujuan tadi, pemerintah telah menetapkan strategi nasional keuangan inklusif. Mereka berkolaborasi dengan bank untuk pengembangan layanan keuangan tanpa kantor cabang atau branchless banking.
Branchless banking menawarkan produk keuangan sederhana dengan tujuan agar masyarakat lebih mudah mengenal produk dan layanan keuangan. Lebih jauh, program laku pandai mampu mendorong tumbuhnya perekonomian antar wilayah kota dan desa. Hal ini karena program laku pandai memberikan peluang bagi masyarakat untuk menjadi perpanjangan tangan pihak bank alias agen laku pandai. Data menyebut, sejak Desember tahun lalu, sudah ada sebanyak 1,45 juta agen laku pandai yang tersebar di ratusan kabupaten / kota di Indonesia.
Hasil riset OJK membuktikan, hanya sekitar 57% masyarakat Indonesia yang menikmati layanan perbankan. Sementara separuhnya lagi masih unbanked dan underbanked. Sehingga, kehadiran program laku pandai diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara signifikan.
Layanan branchless banking menawarkan produk keuangan dasar seperti nasabah mikro, basic saving account (BSA), dan produk asuransi mikro. Warga yang menjadi nasabah agen laku pandai akan mendapat fasilitas pengajian kredit bank lebih mudah. Bagi agen, mereka akan mendapatkan pemasukan tambahan dengan besaran per transaksinya berbeda sesuai kebijakan tiap bank.
Selain bank konvensional, program laku pandai juga ditujukan kepada perbankan syariah. Faktanya, mayoritas penduduk Indonesia didominasi oleh Muslim. Sehingga program ini akan mempermudah masyarakat menikmati layanan keuangan sesuai syariat Islam.
Bank Syariah Indonesia meluncurkan BSI smart untuk membantu masyarakat kecil dan super mikro dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Program laku pandai BSI diimplementasikan kepada 12 LKMS Bank Wakaf Mikro dengan evaluasi dalam 3 bulan. Di program ini, bank syariah juga mengembangkan ekosistem halal berbasis syariah. Sehingga dia bisa memberikan manfaat bagi UMKM maupun komunitas.
3 Produk utama layanan Laku Pandai
Menawarkan banyak produk menarik, laku pandai mengenalkan produk dan layanan keuangan bagi masyarakat agar bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Ketiga jenis produk laku pandai tadi diantaranya:
- Basic Saving Account
Tabungan tanpa batas minimum transaksi dan saldo. BSA tidak dikenakan biaya administrasi per bulan. Selain itu, biaya pembukaan, penutupan rekening serta kreditnya gratis.
Meski begitu ada batas maksimum serta transaksi rekening masih ditetapkan pihak bank. OJK menetapkan batas maksimal saldo sebesar Rp 20 juta, dan transaksi kredit maksimal sebanyak Rp 5 juta sebulan.
- Kredit Nasabah Mikro
Layanan pinjaman untuk mendukung keuangan inklusif dan usaha produktif masyarakat. Diantaranya seperti modal pertanian, usaha ternak hingga pendidikan anak. Untuk menerima fasilitas kredit nasabah mikro, masyarakat harus menjadi nasabah BSA minimal 6 bulan dan siklus usahanya lebih dari setahun. Layanan kredit nasabah mikro memberikan tenggang waktu pelunasan cukup lama, yaitu satu tahun. Jumlah pinjaman maksimal Rp 20 juta.
- Asuransi Mikro
Program asuransi untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Besaran iuran terkecil mulai dari Rp 10.000. Dengan masa waktu keanggotaan satu tahun, program asuransi mikro menawarkan jaminan kesehatan, kebakaran, kecelakaan dan gempa bumi.