Indonesia menjadi negara dengan populasi terbesar di dunia. Angkanya mencapai 87% dari total populasi sebanyak 270 juta penduduk. Karenanya, Indonesia dinilai punya potensi besar untuk menjadi pusat industri halal global di berbagai sektor seperti makanan, keuangan, kosmetik, dan pariwisata. Industri halal akan jadi pintu gerbang pemberdayaan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan pembangunan berkelanjutan. Mampukah Indonesia jadi pusat industri halal dunia? Atau itu sekedar angan terlalu tinggi? Lanjutkan baca artikelnya hingga selesai.

Pengembangan industri halal di Indonesia mengalami kemajuan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasar laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) edisi ke-9, Indonesia berhasil menempati peringkat ke-2 kategori makanan halal, peringkat ke-3 kategori mode fesyen Islam, dan urutan ke-9 untuk kategori farmasi dan kosmetik halal. Secara keseluruhan, SGIE edisi ke-9 tahun 2022 menempatkan Indonesia peringkat ke-4.

Pada tahun 2022, nilai pasar halal Indonesia mencapai lebih dari 10 miliar dolar AS, menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Sektor makanan halal di Indonesia menyumbang sekitar 40% dari total nilai pasar halal, dengan produk-produk seperti daging halal, makanan olahan, dan minuman halal menjadi kontributor utama. Sektor lain yang juga mengalami pertumbuhan positif ada perbankan dan asuransi syariah serta industri kosmetik halal. 

Mengutip laman Kominfo Jatim, ada tiga kunci yang mendukung percepatan industri halal di Indonesia. Pertama, peningkatan ekspor pangan halal ke negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Kedua, peluncuran sistem kodifikasi produk halal. Terakhir, karena adanya digitalisasi sertifikasi halal. 

Profesor Ekonomi Islam, Dr. Ahmad Farhan Hamid mengatakan bahwa Indonesia punya modal besar untuk jadi pemimpin dalam industri halal global. Modal besar yang akan memperkuat infrastruktur ekonomi syariah di Indonesia yaitu potensi pasar dengan jumlah populasi terbesar. Modal kedua, adanya kebijakan atau langkah strategis pemerintah yang mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis syariah seperti program sertifikasi halal nasional, membangun pusat studi ekonomi Islam dan pendirian Lembaga Pengelola Dana Otonomi Khusus Halal (LPDH) pada tahun 2021. 

Meski tumbuh pesat, industri halal di Indonesia juga mengalami beberapa tantangan. Salah satunya masalah kompleksitas proses sertifikasi halal atau persoalan kapasitas industri untuk bersaing di tingkat global. Untuk itu, menurut Profesor Ahmad Farhan Hamid menyarankan adanya kolaborasi pemerintah dengan pelaku industri untuk memastikan bahwa Indonesia bisa bersaing secara efektif di pasar internasional. Selain itu juga perlu peningkatan investasi dalam riset pengembangan, dan mendorong inovasi produk. 

Sebagai bentuk komitmen dalam memajukan industri halal, Bank Indonesia bersama lembaga/otoritas menyusun Masterplan Produk Industri Halal Indonesia (MPIHI) 2023 – 2029. Perencanaan tadi menjadi pedoman bersama dalam merumuskan kebijakan, pelaksanaan program, dan memantau indikator perkembangan industri halal di Indonesia. Strategi lain adalah digitalisasi dari hulu ke hilir membentuk ekosistem digital melalui platform online. 

Dengan strategi yang tepat diikuti komitmen kuat diharapkan mampu mengantarkan Indonesia menjadi pusat industri halal dunia. Ini bukan tentang pertumbuhan ekonomi, tapi juga memperkuat citra positif Indonesia sebagai negara yang mendukung keberlanjutan dan integritas dalam bisnis halal.

0 Shares:
You May Also Like