Perubahan gaya hidup syariah dan digital

Seperti Kita tahu, Islam itu rahmatan lil alamin. Artinya, sebuah agama yang memberikan rahmat atau kebaikan bagi semesta alam. Nilai-nilai kebaikan yang bersifat universal ini masuk ke dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Mulai dari gaya hidup sehari-hari, bisnis, dan muamalah. 

Belakangan, prospek gaya hidup syariah berdampingan dengan tren transformasi digital. Keduanya diterima baik oleh masyarakat, utamanya kelompok milenial dan gen Z. Tidak heran jika banyak pelaku bisnis yang menerapkan nilai syariah dalam pengembangan produk atau layanan. Hal ini diperkuat oleh pertumbuhan industri halal di Indonesia ke arah positif. 

Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Kondisi ini menjadi peluang bagi Indonesia sebagai market leader untuk kategori industri halal. Islamic Finance Development Indicator, edisi 9 tahun 2021 menyebut, Indonesia menempati peringkat dua di dunia dalam perkembangan industri berbasis syariah dengan skor mengejutkan yaitu 76. Sementara urutan setelah Indonesia ada negara Malaysia dan Arab Saudi.

Perkembangan industri syariah berdasar pada 6 indikator keuangan syariah. Diantaranya perkembangan kuantitatif, pengetahuan, tata pemerintahan , kesadaran hingga tanggung jawab sosial perusahaan. Aset yang dimiliki keuangan syariah dalam skala global mencapai triliunan pada 2020, hal ini meningkat 13% dari keuangan sebelumnya dan jadi pertanda bahwa syariah global tetap eksis per tahunnya.

Diperkirakan keuangan syariah global akan terus naik dalam lima tahun ke depan jika dilihat dari pertumbuhan masing-masing sektor keuangan syariah saat ini. Hampir seluruh faktor keuangan syariah mencatatkan pertumbuhannya hingga double digit pada 2020, namun ada satu sektor keuangan syariah yang kurang optimal seperti other islamic financial institution.

Kurangnya pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh harga minyak yang turun. Ditambah lagi pandemi Covid-19 lalu yang mendorong keuangan syariah untuk berinovasi. Caranya adalah dengan digitalisasi dan meningkatkan produk layanan berbasis keuangan syariah.

Sementara itu, pandemi membuat lumpuh sektor teknologi termasuk fintech syariah yang menjadi fitur menonjol dalam kemitraan bank syariah. Tren keuangan syariah ini, akan terus berlanjut dengan reksadana syariah dan instrumen keuangan hijau.

Digitalisasi keuangan syariah

Tingginya permintaan pasar menjadikan bisnis permodalan berbasis syariah tumbuh subur. Para pelaku bisnis berlomba mengembangkan platform digital guna memenuhi kebutuhan tadi. Salah satunya, Aceh Sharia Funding Aggregator (ASIFA). Yaitu platform keuangan digital yang menjadi perantara penyaluran dana sedekah, infak maupun investasi.

Platform tersebut terintegrasi dengan hybrid financing. Tujuannya untuk memaksimalkan peran syariah dan dikombinasikan dengan sektor komersial, sehingga akan menjangkau usaha produktif di wilayah Sumatera dalam ekosistem syariah inklusif.

Perlu ada strategi khusus untuk kebijakan keuangan syariah dan ekonomi dalam negeri. Gunanya agar perkembangan sektor syariah semakin kreatif dan inovatif dengan pilar blueprint. Pilar dalam batasan keuangan komersial syariah masuk dalam sektor zakat, infaq dan wakaf. Mereka perlu terintegrasi baik untuk mengoptimalkan keuangan dan pembangunan ekonomi.

Sebagaimana sektor bisnis lain, disrupsi digital juga memunculkan banyak pemain baru yang membawa prinsip keuangan syariah. Kondisi ini memunculkan kompetisi yang menyebabkan perbankan syariah perlu melakukan perubahan dan menyesuaikan dengan perubahan pasar. Responding islamic bankings dalam digitalisasi saat ini mengindikasikan sekitar 70% lebih terdapat persaingan positif yang meningkat karena pendatang baru. 

Di sisi lain, inovasi teknologi berbasis syariah merupakan ekosistem yang bisa berubah dengan cepat, sementara perbankan syariah tak akan kebal menghadapi hal tersebut. Karena itu, gaya hidup syariah dan digitalisasi tak dapat dipisahkan dan harus terus berkembang agar dapat bersaing di pasar dan mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang baik bagi negara. Dengan gaya hidup syariah dan digitalisasi, banyak manfaat  yang dihasilkan di berbagai sektor syariah.

Pemain baru yang menawarkan layanan keuangan digital berbasis syariah salah satunya adalah Visi Cloud. Yaitu perusahaan penyedia Software as a Service bagi pelaku ekonomi dan keuangan syariah. Visi Cloud bisa menjadi partner terbaik bagi bank dan lembaga keuangan lain untuk mendigitalisasi sistem bisnis sekaligus integrasi ekosistem ekonomi dan keuangan berdasar prinsip syariah. 

Saat ini Visi Cloud fokus mengembangkan 4 layanan utama. Diantaranya bank+, virtual account, digital sales, bank mikro & koperasi. Semua layanan tadi memungkinkan bank dan lembaga keuangan syariah skala kecil-menengah, bisa dengan mudah memiliki sendiri platform & solusi keuangan digital yang modern-cepat-kuat-aman dan biaya terjangkau, untuk siap bersaing di era digital. Untuk lihat detail fitur dan bagaimana sistemnya bekerja, coba ajukan demo gratisnya disini .

Scroll to Top
×

Whatsapp

×