Mengembangkan bisnis di era digital bisa dibilang gampang-gampang susah. Gampangnya, kita bisa melakukan optimasi dengan cepat, sistematis, dan real-time melalui penggunaan teknologi. Namun di sisi lain, untuk menjalankan bisnis tentu perlu persiapan atau strategi matang. Jika tidak direncanakan dengan baik, maka Kita akan buang-buang uang saja alias boncos. Laporan SAP Center for Business Insight dan Oxford Economics mengungkapkan, 80% organisasi yang bertransformasi digital dengan matang mengalami peningkatan profit, 85% dari mereka setidaknya mendapatkan peningkatan pangsa pasar.
Coba kita perhatikan sederet perusahaan teknologi besar seperti Amazon, Gojek, eBay, Air BnB, Google, dan lainnya. Kehadiran mereka semua bermula dari sebuah konsep baru yang sejalan dengan kebutuhan user. BukaLapak, Shopee, atau sejenisnya menawarkan ide yang bisa mempertemukan penjual dan pembeli dalam satu platform. Begitupun dengan Air BnB yang mengusung model bisnis jaringan hotel tanpa perlu memiliki aset riil nya.
Sudah banyak referensi di internet yang menjelaskan step by step cara mengembangkan usaha di era digital. Merangkum dari berbagai sumber tadi, ada 3 poin penting yang perlu diperhatikan untuk menjalankan bisnis di era disruptif ini. Pertama ada gagasan atau ideation. Bisnis yang dijalankan pada dasarnya harus menjadi solusi persoalan masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Untuk menemukan gagasan ini, butuh kepedulian tinggi terhadap kondisi sekitar serta imajinasi pikiran.
Poin penting kedua adalah kemampuan untuk mengubah gagasan menjadi produk / layanan tepat guna. Di tahap ini, Kita mengeksekusi ide menjadi tindakan nyata, berupa inovasi. Dalam proses implementasi ide, kita perlu melibatkan teknologi informasi, kemampuan organisasi, dan sistem bisnis. Seperti manajemen supply chain, layanan konsumen, pengembangan sistem, dan lainnya.
Poin terakhir, adalah kemampuan untuk menciptakan value dari bisnis yang dikembangkan. Jika aset bisnis dulu bersifat nyata dan didapat hanya dari margin profit, maka sekarang sifatnya tangible dan intangible. Nilai kekayaan bisnis di era digital bisa dilihat dari tingginya nilai valuasi potensi revenue masa depan, suntikan dana investor, dan total akuisisi user.
Selain 3 pondasi di atas tadi, Kita juga perlu mengimplementasikan beberapa strategi praktis untuk membangun sekaligus menumbuhkan usaha di era digital. Berikut merupakan tips secara teknis untuk mengembangkan bisnis di era digital:
Optimalkan media sosial
Data menyebut, pengguna media sosial di Indonesia per Januari 2022 sudah mencapai 191 juta orang. Angka ini diprediksi masih akan terus tumbuh sejalan dengan penetrasi internet dan inovasi teknologi digital. Oleh karena itu, kita perlu mengoptimalkan penggunaan media sosial sebagai salah satu tool strategi bisnis.
Selain mudah, dan biaya pemasaran bisa diatur sesuai budget, pelaku bisnis bisa menjangkau pasar jauh lebih luas melalui media sosial. Artinya, media sosial memungkinkan pelaku bisnis menjual produk/ layanannya ke berbagai tipe pasar yang diinginkan, baik skala lokal maupun global.
Hal yang perlu diperhatikan adalah tren penggunaan media sosial yang mengalami perubahan sepanjang waktu. Mulai dari friendster, Twitter, Facebook, Tiktok video, dan Instagram reels. Masing-masing media sosial punya karakteristik berbeda, sehingga kita bisa sesuaikan dengan target market dan konten yang mau dibuat.
Punya website yang mobile friendly
Sampai sejauh ini website atau landing page menjadi tool marketing powerful di era digital. Melalui website, owner bisa memberikan informasi menarik secara detail mengenai bisnisnya kepada target konsumen. Website juga menjadi strategi owner dalam membangun trust kepada konsumen. Apalagi, Sekarang sudah banyak yang mengakui bahwa bisnis yang berkualitas dan terpercaya itu pasti punya website.
Punya website sendiri juga salah satu cara owner melakukan optimasi di mesin pencari. Ini akan mempermudah calon pembeli untuk mendapatkan informasi produk/ layanan yang mereka butuhkan dari website Kita.
Sekedar punya website saja tidak cukup. Kita perlu mempertimbangkan tampilan website yang menarik, dan enak dipakai oleh user (mobile friendly). Sekarang, semua aktivitas yang biasa dilakukan di dunia nyata, bisa dengan mudah dan cepat Kita kerjakan secara mobile melalui ponsel pintar. Sehingga, untuk menjaring banyak pengunjung yang menggunakan smartphone, maka website juga harus didesain sesuai dengan perangkat tadi. Caranya, dengan membuat tampilan website yang mobile friendly. Kemudian, aturlah informasi yang ada dalam website Anda menjadi selalu update, menarik, dan punya tampilan fresh.
Gunakan aplikasi
Selain media sosial, pelaku bisnis bisa memanfaatkan beberapa aplikasi untuk menjalankan bisnis. Ada begitu banyak aplikasi gratis maupun berbayar yang bisa membantu pekerjaan sehari-hari. Seperti aplikasi akuntansi, stok barang, pembukuan, e-commerce, digital sales, sistem administrasi HR, dan lainnya.
Dengan aplikasi, pelaku bisnis bisa menghemat biaya, waktu, dan tenaga. Sehingga hasil yang diperoleh jauh lebih produktif. Anda juga bisa memasarkan produk/ layanan dengan mudah, cepat, dan menjangkau target pasar lebih luas melalui platform e-commerce. Nah, jika berniat mengembangkan platform e-commerce, Anda perlu menentukan saluran yang mau dipakai, mulai dari web, mobile, media sosial, ataukah semuanya.