Landscape keuangan Syariah di Indonesia

Landscape keuangan syariah di Indonesia mengalami perkembangan signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri keuangan berbasis nilai-nilai syariah. Seperti apa landscape keuangan syariah di Indonesia? Baca terus artikelnya. 

Fakta bahwa Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia menjadikannya sebagai pangsa pasar yang besar untuk produk keuangan syariah. Potensi ini memberikan peluang bagi institusi keuangan syariah untuk tumbuh dan mendiversifikasi portofolio produk mereka. Disisi lain, pemerintah dan pelaku industri keuangan di Indonesia fokus mengembangkan ekosistem keuangan yang sejalan dengan prinsip syariah.

Penggabungan tiga bank syariah melalui HIMBARA menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) telah mengubah landscape perbankan nasional. 1 dari 10 bank terbesar di Indonesia itu merupakan bank syariah. Ini menjadi awal positif bagi perbankan syariah untuk menjadi bank atas nasional. 

Bicara soal landscape keuangan syariah berarti Kita akan membahas tentang potensi serta tantangan keuangan syariah di Indonesia. Kinerja industri perbankan syariah di Indonesia pada  tahun 2021 tercatat tumbuh positif. Meski begitu, pengembangan industri perbankan syariah masih menghadapi sejumlah tantangan, diantaranya:

  • Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat
    Kurangnya pemahaman tentang produk dan prinsip-prinsip keuangan syariah di kalangan masyarakat menjadi salah satu tantangan besar dalam pengembangan sektor perbankan syariah. Pendidikan dan kesadaran yang lebih tinggi diperlukan agar masyarakat dapat memahami manfaat dan risiko terkait produk keuangan syariah.
    • Konsistensi Regulasi dan Pengawasan
      Keharmonisan antara regulasi keuangan konvensional dan syariah masih perlu ditingkatkan. Untuk itu, perlu kerangka kerja yang jelas dan konsisten untuk menghindari konflik dan memastikan bahwa produk-produk keuangan syariah mematuhi prinsip-prinsip syariah.
    • Inovasi Produk dan Layanan
      Industri keuangan syariah perlu terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan yang berkembang dari masyarakat. Pengembangan produk yang kompetitif dan sesuai dengan nilai-nilai syariah menjadi kunci keberhasilan.
    • Keuangan Inklusif
      Meski pergerakan bank syariah mengalami kenaikan, faktanya cukup banyak masyarakat yang belum bisa mengakses produk dan layanan keuangan syariah. Perbandingan market share perbankan syariah dengan bank nasional terbilang masih kecil, sebesar 6,74 persen. 

    Selain yang sudah disebutkan tadi,industri perbankan syariah juga menghadapi tantangan inovasi digitalisasi yang banyak mengubah model bisnis keuangan. Untuk menghadapi berbagai tantangan tadi, industri keuangan syariah perlu aktif bertransformasi digital agar sejalan dengan ekspektasi nasabah terhadap layanan produk yang cepat, murah, mudah, dan aan. Karenanya, Mereka harus melakukan penguatan model bisnis, meningkatkan kualitas SDM, optimasi adopsi teknologi berbasis digital, dan memperbesar literasi serta inklusi keuangan syariah. 

    Sebagian pendapat menyatakan bahwa potensi penguatan perbankan syariah nasional masih sangat besar. Untuk itu, mereka perlu melakukan kolaborasi strategis dengan industri produk halal. Apalagi, Indonesia menjadi konsumen produk halal terbesar dunia. Mulai dari makanan dan minuman halal, pakaian muslim, pariwisata halal, dan kosmetik. Peluang ekspor produk halal diprediksi akan terus naik seiring dengan pertumbuhan Muslim dan tren halal secara global.

    Scroll to Top
    ×

    Whatsapp

    ×