Sebagian orang beranggapan bahwa kredit syariah lebih mahal dibandingkan yang konvensional. Paradigma tadi tak jarang menghambat kita untuk memilih opsi pembiayaan. Mengapa ada pandangan kredit syariah lebih mahal? Artikel ini akan mengulas mitos dibalik ketidak murahan kredit syariah. 

Alasan pertama karena adanya skema berbagi risiko. Kredit syariah punya prinsip berbagi risiko antara pemberi pinjaman (bank) dan penerima pinjaman (nasabah). Di satu sisi, risiko lebih terdistribusi. Namun disisi lain, dengan skema berbagi risiko biaya jadi lebih terasa. 

Kedua, kredit syariah punya struktur biaya yang cenderung lebih transparan. Semua biaya terkait pembiayaan biasanya dijelaskan secara terperinci kepada nasabah. Meski terkesan lebih tinggi, namun kejelasan ini akan memberi pemahaman lebih baik kepada nasabah terkait apa saja yang mereka bayar.

Ketiga, bank syariah tidak hanya berorientasi mencari keuntungan semata, tapi juga punya komitmen kuat pada tanggung jawab sosial, seperti penyaluran sumbangan ke masyarakat lewat dana zakat atau infak. Prinsip kredit syariah yang eksplisit ini tentu berpengaruh pada struktur biaya yang terkesan lebih tinggi dibanding bank konvensional. 

Jadi, jika ditanya apakah kredit syariah pasti lebih mahal, jawaban yang lebih pas adalah belum tentu. Terkadang, kredit syariah bisa menawarkan persaingan biaya yang sebanding dengan kredit konvensional. Hal ini karena adanya inovasi dalam struktur pembiayaan dan kompetisi di pasar keuangan.

Pemahaman lebih mendalam tentang kredit syariah menjadi kunci untuk mengatasi paradigma bahwa kredit syariah selalu lebih mahal. Dengan demikian, calon nasabah bisa membuat keputusan lebih tepat sesuai kebutuhan dan nilai-nilai yang mereka anut.

Memahami Kelebihan Kredit Syariah

  1. Aspek Keadilan: Prinsip syariah menekankan adanya keadilan dalam transaksi keuangan. Dalam kredit syariah, terdapat usaha untuk menghindari praktek riba (bunga) dan memastikan transaksi berjalan dengan prinsip keadilan.
  2. Keterbukaan dan Edukasi: Bank syariah cenderung memberikan pendekatan yang lebih terbuka dan edukatif terhadap nasabahnya. Mereka berusaha menjelaskan secara terperinci tentang struktur biaya, sehingga nasabah memiliki pemahaman yang lebih baik.
  3. Pilihan Investasi yang Bertanggung Jawab: Bank syariah umumnya lebih berorientasi pada investasi yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Hal ini memberikan peluang bagi nasabah yang ingin berinvestasi secara sesuai dengan nilai-nilai mereka.

Paradigma bahwa kredit syariah lebih mahal faktanya sudah tersebar di masyarakat. Meski begitu, pemahaman yang tepat tentang prinsip dan sistem kerja kredit syariah akan menyadarkan kita bahwa pandangan tadi tidak selalu benar. Keterbukaan, prinsip keadilan, dan orientasi pada investasi yang bertanggung jawab akan jadi nilai tambah. Mereka juga bisa menjadi pertimbangan utama dalam memilih jenis kredit yang sesuai.

Wajar saja jika kredit syariah dianggap lebih mahal karena ada hal-hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan keuntungan. Salah satunya karena struktur produk dan ketentuan syariah sendiri. Untuk dapatkan laba dalam sistem syariah, maka harus ada iwadh alias counter value mengapa kita berhak dapatkan laba itu. 

Dalam konteks KPR misalnya, kelebihan kredit syariah adalah dia punya nilai angsuran tetap sampai selesai. Sehingga, di awal kita bisa memprediksi jumlah uang yang harus disisihkan tiap bulan untuk membayar angsuran itu. Sementara di konvensional, jumlah angsuran tiap bulannya akan berubah karena mengikuti tingkat suku bunga.

0 Shares:
You May Also Like